<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d3916248643641945254\x26blogName\x3dKnowledge+Seeker\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://thullabul-ilm.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://thullabul-ilm.blogspot.com/\x26vt\x3d1029696543005013767', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Thullabul 'Ilm  
  ". قل هل يستوي الذين يعلمون والذين لا يعلمون"
[ سورة الزمر : آية 9 ]
Monday, July 21, 2008
Aku Ahlus Sunnah Pencinta Rasulullah???

Thought this article is very refreshing and it opens my mind a lot on how sometimes we claim ourselves as the avid followers of our Beloved Prophet Sallallahu Alaihi Wasallam and yet most of us have not been able to read reputable books on Sunnah. We just depend on our teachers to tell us that 'This Is Sunnah' and 'This Is Not'. It's not that I am being doubtful of the teachers' knowledge but as a Muslim and a seeker who is constantly on the search of finding the right path, one must at least have the effort to look up the authentic dalils to support one's beliefs and one must also possess an open mind to be able to accept anything when it is proven to be supported by strong dalils thus letting go of what once we firmly believe in.

Aku Ahlus Sunnah Pencinta Rasulullah???

http://an-nawawi.blogspot.com

Ramai sekali manusia zaman ini mengakui mencintai Rasulullah. Ramai sekali yang mengakui “aku seorang ahlus sunnah”. Dan banyak sekali ucapan di bibir bernada gencar, “Aku adalah pejuang Sunnah Nabi!”. Tidak kurang mereka yang menyeru, “Ayuh! Kembalilah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah...” - Wallahu a'lam...

Tapi... sungguh terasa peliknya apabila dibawakan hadis-hadis nabi dan sunnah-sunnah beliau Shallallahu ‘alahi wa Sallam, mereka menjadi marah, melenting serta menidakkan. Tidak kurang juga yang menjadi kepelikan dan memandang aneh. Sebahagian lagi ada juga yang mengatakan itu dan ini, begitu dan begini demi menolak sunnah yang sahih. Mereka tidak sanggup mengakui bahawa mereka tersalah memegang sunnah. Mereka tidak mahu mengakui manusia biasa mungkin silap dan mungkin tersalah dalam mengambil dan menganggap sunnah.

Hati-hati wahai manusia, kerana Allah berfirman (maksudnya):

“Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran yang mereka sedia mengetahui), Allah memalingkan hati mereka (dari mendapat hidayah); dan sememangnya Allah tidak memberi hidayah kepada kaum yang fasiq – derhaka.” (Surah al-Saf, 61: 5)

Mengapa begitu mudah di bibir mengakui “aku adalah pengikut sunnah dan pejuang sunnah”. Namun, tidak jua memiliki walau senaskhah kitab Shahih al-Bukhari, atau Shahih Muslim, atau jua Kitab Sunan Abi Daud, barangkali juga at-Tirmidzi, an-Nasa’i mahupun Ibnu Majah? Bukan jua tidak memilikinya, tidak juga terdetik di hati untuk mengusahakannya... Ataukah mungkin membeleknya barang sekali atau dua kali, pernahkah? Tidak kurang juga di luar sana langsung kosong tentang apa itu al-Bukhari, Muslim, dan selainnya tapi bijak bertutur “aku berpijak di atas sunnah”. Lantas kita berkata, “Sunnah yang mana yang engkau berdiri dengannya???”

Mengapa kita mengakui bermazhab dengan kaedah asy-Syafi’i, namun tidak jua pernah memiliki apatah lagi membuka dan membaca kalam imam asy-Syafi’i sendiri? Kitabnya yang mana pernah kita pegang dan buka?

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta bertanggung jawab.” (Surah al-Isra’, 17: 36)

Sudah habiskah kita membelek al-Qur’an, kitabullah. Sudahkah kita fahami ia? Lembaran kitab tafsir yang mana satukah yang pernah kita buka dan baca isinya?

Usah kita terburu-buru, bersabarlah kita dalam meniti dan berdiri untuk beristiqomah di atas titian ilmu.

“Katakanlah (Wahai Muhammad kepada mereka): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Surah Ali Imran, 3: 31)

“Dan orang-orang yang mahu menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” (Surah Muhammad, 47: 17)

“Dan Allah akan menambahi hidayah bagi orang-orang yang menurut jalan hidayah...” (Surah Maryam, 19: 76)

Kita juga mengakui beraqidah dengan aqidah golongan ahlus sunnah... Namun, kitab aqidah ulama ahlus sunnah manakah yang pernah kita hayati dari lembaran demi lembaran naskhahnya? Kitab manhaj mana yang pernah kita khatamkan?

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.” (Surah at-Taubah, 9: 129)

Wallahu a’lam...

Nawawi Subandi,
12:49, 13 Julai 2008
Bandaraya Anggerik (Shah Alam).
Idea ini digarap dari kuliah Ustaz Armen Halim Naro (rahimahullah), berjudul “Firqah Munharifah”.

7:17 PM